translate

ramp my enterprenuer inspiration

Kamis, 03 Desember 2009

pengukuran waktu kerja (ex)

Pengukuran Waktu Kerja Efektif dengan Metode sampling kerja dan jam henti Karyawan Dalam Proses Pemintalan Benang di PT Pandatex Magelang.

Exsekutif Summary

Perusahaan Tekstil Pandatex berada di daerah tempuran, kabupaten magelang, PT Pandatex adalah sebuah perusahaan yang bidang usahanya bergerak di bidang produksi bahan baku tekstil. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang sedang berkembang, Bahan tekstil yang diproduksi antara lain benang cotton dan rayon. Dalam industri ini setidaknya diperlukan adanya suatu peninjauan tidak hanya pada faktor produksi saja, namun juga penggunaan tenaga listrik, suku cadang, dan perawatan yang dianggap berperan secara signifikan terhadap output produksi. Hal ini perlu dilakukan
agar dapat mengimbangi dari tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Dengan diadakannya pengukuran terhadap waktu kerja tersebut, maka akan dapat diketahui berapa waktu yang diperlukan untuk membuat produk, berapakah produk yang dapat dihasilkan tiap harinya, berapakah waktu terbuang selama ini, dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang tersebut diperlukan adanya suatu analisis yang mengkaji tentang penggunaan faktor-faktor produksi untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat penggunaan faktor produksi dan waktu prosesnya supaya lebih efisien dan efektif.

Lokasi : PT. Pandatex
Laboratorium : Lab. Komputer

Asumsi-Asumsi
Di asumsikan dalam satu hari karyawan bekerja selama 8 (delapan) jam atau 480 menit dikurangi waktu setting dan tanpa waktu istirahat khusus. Waktu istirahat termasuk ke dalam kelonggaran waktu kerja. Dalam hal ini karyawan dianggap telah memiliki kemampuan/skill yang cukup baik dalam bekerja atau dengan kata lain memiliki performance rating diatas rata-rata apabila seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lancar atau sesuai dengan yang diharapkan maka dapat diartikan bahwa tidak ada gangguan yang berarti seperti kerusakan peralatan, keterlambatan atau kekurangan persediaan bahan baku, pekerja dalam keadaan yang tidak fit atau kurang sehat untuk bekerja, dan lain sebagainya.

kondisi lingkungan kerja
Pada waktu proses produksi berlangsung tingkat produktivitas dari operator atau manusia cukup menentukan akan output yang dihasilkan, tentu saja hal tersebut tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam mauppun luar. Salah satu faktor dari luar adalah kondisi lingkungan kerja yang diantaranya; temperatur, kelembapan, sirkulasi udara, kebisingan, getaran mekanis, dan lain-lain.

Pengukuran waktu Kerja.
Pada dasarnya teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu pengukuran kerja secara langsung dan pengukuran kerja secara tidak langsung. Pengukuran kerja secara langsung ialah pengukuran yang dilakukan langsung ditempat di mana pekerjaan yang diukur dijalankan. Ada dua cara yang dalam pengukuran secara
langsung, yaitu pengukuran waktu kerja dengan menggunakan jam henti (stop watch time study) dan sampling kerja (work sampling). Sedangkan untuk pengukuran secara tidak lansugn dilakukan dengan menghitung waktu kerja tanpa si pengamat harus di tempat pekerjaan diukur. Salah satu dari pengukuran secara langsung adalah dikembangkan waktu kerja dengan metode sampling.

Penyesuaian Waktu Dengan Rating Performance Kerja Barangkali bagian yang paling penting tetapi justru yang paling sulit di dalam pelaksanaan pengukuran waktu kerja adalah kegiatan evaluasi kecepatan atau tempo kerja operator pada saat pengukuran kerja berlangsung. Kecepatan, usaha, tempo ataupun performance kerja semuanya akan menunjukkan kecepatan kerja operator pada saaat bekerja. Aktivitas untuk menilai kerja
operator ini dikenal sebagai ”Rating Performance” Dengan menggunakan rating ini diharapkan waktu kerja yang diukur bisa “dinormalkan” kembali. Ketidak normalan dari waktu kerja ini diakibatkan oleh kerja operator yang kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak sebagaimana mestinya. Suatu saat dirasakan terlalu cepat dan disaat lain malah terlalu lambat.

Westing House System’s Rating
Westing House Company (1972) juga ikut memperkenalkan sistem yang dianggap lebih lengkap dibandingkan dengan sistem yang dilaksanakan oleh Bedaux. Di sini selain kecakapan dan usaha yang telah dinyatakanoleh bedaux sebagai faktor yang
mempengaruhi performance manusia, maka Westing house menambahkan lagi dengan kondisi kerja dan konsistensi dari operator di dalam melakukan kerja. Untuk ini westing house telah berhasil membuat tabel performance rating yang berisikan nilai- nilai angka

yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing-masing faktor tersebut. Untuk menormalkan waktu yang ada maka hal ini dilakukan dengan cara mengalihkan waktu yang diperoleh daripengukuran kerja dengan jumlah keempat rating faktor yang dipilih sesuai dengan performance yang ditunjukkan oleh operator

· Penetapan Waktu Longgar Dan Waktu Baku
Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata- mata menunjukkan bahwa operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kevepatan atau tempo kerja yang normal. Walaupun demikian pada prakteknya kita
akan melihat bahwa tidaklah mungkin diharapkan operator tersebut akan mampu bekerja secara terus menerus sepanjang hari tanpa ada interupsi sama sekali. Di sini kenyataannya operator akan sering menghentikan kerja dan membutuhkan waktu khusus untuk keperluan seperti personal needs, istirahat melepas lelah dan alasan-alasan lain yang di luar kontrolnya.Waktu longgar yang dibutuhkan dan akan menginterupsi proses
produksi ini bisa di klasifikasikan menjadi personal allowance, fatique allowance, dan delay allowance. Waktu baku yang akan menetapkan kelonggaran-kelonggaran yang perlu. Dengan demikian maka waktu baku adlah sama dengan waktu normal
kerja dengan waktu longgar.


Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "pengukuran waktu kerja (ex)"

Posting Komentar