Pembahasan Khusus
• Kecepatan Asutan
Hubungan antara jumlah putaran sumbu utama dengan besarnya asutan adalah berbanding terbalik, apabila asutannya kecil maka jumlah putaran sunbu utama besar. Sebaliknya jika jumlah asutannya besar maka jumlah putaran sumbu utama kecil. Asutan yang besar menghasilkan benda kerja yang kasar serta mata pahat akan cepat aus akibatnya umur pahat lebih singkat. Dan apabila asutannya keci, maka waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan benda kerja lama akan tetapi permukaan benda kerja yang dihasilkan lebih halus dan umur pahat lebih panjang.
Contohnya :
Jika jumlah putaran sumbu utama yang kita perlukan adalah 1390 putaran/menit, pada kecepatan 40 mm/menit maka 0,028 mm. Hal ini berate bahwa dalam satu menit untuk menghasilkan 1390 putaran sumbu utama, maka pahat harus menyayat benda kerja sepanjang 0,028 mm dalam tiap putaran sumbu utama. Dan ini akan diperolah jika kecepatan pahat saat menyayat benda kerja yaitu 40 mm/menit. Gerakan pahat pada saat mulai menyayat benda kerja yang berputar perlahan-lahan dan benda kerja tersayat sepanjang 0,028 mm pada saat putaran pertama dan 0,028 mm tiap putaran berikutnya sampai diperoleh jumlah putaran 1390, sedang pahat ini menyayat benda kerja dengan kecepatan 40mm dalam tiap menit.
• Sabuk Penggerak Pulley
Enam tingkat transmisi penggerak pulley memungkinkan berbagai pengaturan putaran sumbu utama. Penggerak untuk jenjang putaran BC1, BC2, BC3 (dari pulley antara menuju sumbu utama).
1. Sabuk pulley A (motor), sabuk pulley B (pulley antara), sabuk A ke B adalah tetap dan tidak dapat berubah.
2. Sabuk pulley B ke pulley C (sumbu utama). Sabuk diatur dalam posisi BC1, BC2, BC3.
Pada grafik di bawah menunjukkan hubungan antara putaran motor dengan puitaran spindel. Dalam satu kali poros transmisi pada motor berputar maka sudah mampu menghasilkan beberapa kali putaran pada spindel. Contohnya dalam grafik terdapat kode sabuk BC1, yang artinya apabilaporos transmisi bergerak sebanyak 47 kali maka sudah mampu menghasilkan 117 kali putaran spindel. Jadi besarnya jumlah putaran motor yang dimana putaran motor dihantarkan oleh pulley, dan posisi sabuk pada grafik berpengaruh juga pada besarnya tenaga optimal yang dipakai oleh penggerak motor.
Dari gambar grafik jumlah putaran vs posisi sabuk dapat diketahui putaran minimal dan maksimal yang dapat dihasilkan dari setiap posisi sabuk. Selain itu, dapat diketahui batas ukuran putaran yang dugunakan untuk pemotongaj kasar dan pemakanan halus dari setiap posisi sabuk.
Misalnya untuk posisi sabuk BC1. juimlah putaran ini minimal yang dihasilkan yaitu 47 Rpm dan putaran maksimal yang dihasilkan menxapai 315 rpm. Jadi, untuk posisi sabuk BC1 tidak dapat lagi menghasilkan putaran diatas 315 rpm.
Sedangkan untuk pemakanan kasarnya dapat diperoleh pada tingkat putran 47-117 rpm dan tingkat putaran 244-315 rpm. Selain pemakanan kasar, pemakanan haluspun dapat diperoleh pada tingakat 117-244 rpm. Karena itu pemakanan halus pada sabuk BC1 berada diantara 2 tingkatputaran pemakanan kasar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik bahwa daerah yang diarsir merupakan tingkat pemakanan kasar, sedangkan tingkat pemakanan halus yaitu daerah yang tidak diarsir dan tetap berada di tengah atau diantara 2 arsiran tadi.
Jadi unatuk posisi sabuk yang lain dapat diketahui dengan jelas jumlah putaran minimal dan maksimalnya, pemakanan kasar dan halusnya dengan melihat langsung grafik jumlah putaran vs posisi sabuk seperti yang telah dijelaskan pada posisi sabuk BC1.
• Kecepatan Potong
Dari grfik tersebut, terlihat ada tiga bagian/komponen yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Komponen-komponen tersebut adalah diameter benda kerja (mm), jumlah putaran (put/menit) dan kecepatan potong (mm/menit). Grafik ini sudah di desain oleh pembuat mesin CNC TU-2A untuk memudahkan pengerjaan suatu benda kerja, shingga dengan menggunakan grafik tersebut kita akan mendapat hasil meksimal.
Pada grafik telah ditunjukkan berapa besar diameter benda kerja yang digunakan dan jumlah putaran yang harus digunakan sehingga dapat menghasilkan kecepatan potong ideal.
Sebagai contoh pada grafik ditunjukkan bahwa pada saat kita menggunakan diameter benda kerja sebesar 40 mm dan jumlah putaran 200 rpm, kita akan dapatkan kecepatan potong sebesar 150 mm/menit.
Sesuai dengan benda kerja yang digunakan yaitu 36 mm dengan jumlah putarann 1390 putaran / menit maka kecepatan potongnya 157,12 m/menit.
Grafik tersebut sangat memudahkan kita dalam melihat kecepatan potong yang ada. Sebenarnya ada rumus yang digunakan untuk mendapatkan kecepatan potong tetapi pembuat mesin memudahkan program mesin karena untuk mempercepat proses pengerjaan yang ada.
Dari grafik diketahui juga, jika kita menggunakan diameter benda kerja semakin besar dengan jumlah putaran semakin besar maka akan menghasilkan kecepatan putar yang besar pula dan sebaliknya.
Grafik tersebut juga dimaksudkan untuk mendukung porses pengerjaan yang baik dan pahat akan bekerja ideal sehingga tidak akan melakukan pemakanan yang terlalu dalam atau rendah yang akhirnya berakibat pada proses atau hasil akhir yang didapat pada benda kerja.
1 komentar: on "cnc TU 2A (pembahasan khusus)"
mantapbro!!!mintadulefile2mu...
Posting Komentar