translate

ramp my enterprenuer inspiration

Rabu, 02 Desember 2009

cnc Tu 2A (pembahasan umum)

B. PEMBAHASAN KHUSUS
  Hubungan Kecepatan Potong (Vs) dengan Asutan (F)
Dalam hubungannya dengan hasil akhir benda kerja maka untuk mendapatkan permukaan yang halus, kecepatan potongnya harus besar dan asutannya harus kecil. Sedang jika kecepatan potong dan asutan besar akan memungkinkan permukaan menjadi kasar dan terjadi kerusakan pada pahat. Hal ini menunjukkan bahwa antara Kecepatan Potong (Vs) dengan Asutan (F) saling berbanding terbalik.
  Hubungan Kecepatan Potong (Vs) dengan Kecepatan Putaran Sumbu (S)
Dari rumus :  
Maka semakin besar kecepatan potong (Vs) pahat terhadap benda kerja menimbulkan kecepatan putaran sumbu utama (S) semakin besar pula dan sebaliknya semakin kecil kecepatan potong (Vs) pahat terhadap benda kerja maka menimbulkan kecepatan putaran sumbu utama (S) semakin kecil. Dengan kata lain antara kecepatan potong (Vs) dan kecepatan putaran sumbu utama (S) berbanding lurus. 
  Hubungan Asutan (F) dengan Kecepatan Putaran Sumbu (S) 
Dari grafik hubungan Asutan (F) dengan Kecepatan Putaran Sumbu (S), terdapat dua jenis asutan yaitu dalam mm/putaran dan dalam mm/menit. Bila kita meninjau asutan dalam mm/putaran, semakin besar asutan (mm/putaran), maka semakin kecil pula jumlah kecepatan putaran sumbu utama. Dan bila kita meninjau asutan dalam mm/menit, asutan dalam mm/putaran akan semakin besar demikian pula kecepatan putaran sumbunya juga akan besar.  




4. 3. PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN UMUM
  Hal-hal yang Mempengaruhi Perbedaan Rancangan dan BK
Dalam membuat suatu BK atau produk, terkadang terdapat beberapa perbedaan antara gambar rancangan dan hasil BK yang dapat disebabkan oleh :  
1. Jenis Pahat yang digunakan
Jenis pahat yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis pengerjaannya. Pemilihan pahat yang tidak sesuai dapat mengakibatkan kesalahan pada hasil akhir benda kerja. Pada saat mengerjakan benda kerja, digunakan 1 jenis pahat saja yaitu pahat tepi kiri. Semestinya untuk BK ini, digunakan 2 jenis pahat yaitu Pahat Sisi Kiri dan Pahat Sisi Kanan.
2. Ketelitian Kertas Grafik
Kertas grafik yang digunakan dalam membuat rancangan, tidak dapat dipercaya dengan pasti tingkat ketelitiannya. Karenanya terdapat perbedaan antara gambar rancangan dan hasil BK. Dalam membuat rancangan BK sebaiknya digunakan kertas grafik standar ISO.
3. Kesalahan Pemberian Perintah
Pada BK terdapat bagian yang pengerjaannya seperti hasil pembubutan ulir. Hal ini terjadi karena kesalahan dalam menentukan jenis program. Pada program yang dibuat (inkremental dan absolut) digunakan perintah G 00 dimana pahat menyentuh benda kerja dalam pergerakan cepat. Posisi pahat yang demikian mengakibatkan terjadinya bentuk ulir pada benda kerja yang sebenarnya tidak terdapat bentuk ulir melainkan permukaan yang rata. 
Seharusnya perintah G 00 pada program diganti menggunakan Perintah G 01 sbb :
 Untuk Absolut (N 50)
G 00 : Gerakan Cepat 
  X : 2000 Z : -5350
Menjadi
G 01 : Interpolasi Lurus
  X : 2000 Z : -5350
 Untuk Inkremental (N 44)
G 00 : Gerakan Cepat
  X : 00 Z : -550
Menjadi
G 01 : Interpolasi Lurus
  X : 00 Z : -550
4. Kesalahan Program
Kesalahan dalam pemberian tanda plus (+) dan tanda (-) :
 Untuk Absolut : Tanda (+) dan (-) hanya terdapat untuk nilai pada sumbu Z
 Untuk Inkremental : Tanda (+) dan (-) terdapat untuk nilai pada sumbu X dan sumbu Z
Ini berarti Alarm (Fungsi A) tidak dapat membaca kesalahan dalam pemberian tanda (+) ataupun (-) hanya dapat mendeteksi kesalahan nilai Sumbu X dan sumbu Z karena adanya batas nilai tertentu pada setiap jenis alarm.




B. PEMBAHASAN KHUSUS
  Pemilihan Putaran Pada Mesin CNC TU-2A
Pemilihan putaran pada Mesin CNC TU-2A pada dasarnya berhubungan dengan sabuk penggerak PULLEY. Pada sabuk penggerak PULLEY, terdapat 3 bagian utama :
a) Pulley A : Terhubung dengan motor penggerak
b) Pulley B : Merupakan Pulley antara
c) Pulley C : Terhubung dengan spindel
Dalam hubungannya dengan putaran sumbu pada mesin CNC TU-2A dapat digunakan dua jenis hubungan Pulley yaitu :
1) Aturan BC
BC merupakan hubungan antara pulley A ke B dan Pulley B ke C. Dalam aturan Pulley BC, digunakan pulley antara (pulley B). Dimana pada aturan BC ini sambungan A ke B tidak dapat di ubah yang diatur hanyalah posisi sabuk pada Pulley B ke C apakah dalam posisi BC1, BC2, BC3. 
Hubungan pulley BC digunakan bila kita menginginkan kecepatan putaran yang rendah.
2) Aturan AC
AC merupakan hubungan antara pulley A ke pulley C, tanpa menggunakan pulley B (pulley antara). Dimana Spindel dihubungkan langsung ke motor. Pengaturan kecepatan diatur berdasarkan peletakan Sabuk pada posisi AC1, AC2, AC3 yang memiliki kecepatan putaran berbeda. 


Pada Grafik, terlihat 2 daerah yaitu :
 Daerah Daya guna Optimal (daerah berwarna)
 Daerah kritis (daerah terarsir) dimana jika digunakan kecepatan pada daerah ini, dapat merusak sabuk pada pulley
Pada Grafik dapat dilihat 6 Hubungan pemilihan tingkat kecepatan. 
1. Tingkat BC 1
 Daya Guna Optimal : 
 Diatas 117 (putaran/menit) dan dibawah 244 (putaran/menit)
 Daya Kritis :
 47 (putaran/menit) – 117 (putaran/menit)
 244 (putaran/menit) – 315 (putaran/menit)
2. Tingkat BC 2
 Daya Guna Optimal :
 Diatas 180 (putaran/menit) dan dibawah 370 (putaran/menit)
 Daya Kritis :
 72 (putaran/menit) – 180 (putaran/menit)
 370 (putaran/menit) – 482 (putaran/menit)
3. Tingkat BC 3
 Daya Guna Optimal :
 Diatas 180 (putaran/menit) dan dibawah 370 (putaran/menit)
 Daya Kritis :
 72 (putaran/menit) – 180 (putaran/menit)
 370 (putaran/menit) – 482 (putaran/menit)
4. Tingkat AC 1
 Daya Guna Optimal :
 Diatas 180 (putaran/menit) dan dibawah 370 (putaran/menit)
 Daya Kritis :
 72 (putaran/menit) – 180 (putaran/menit)
 370 (putaran/menit) – 482 (putaran/menit)
5. Tingkat AC 2
 Daya Guna Optimal :
 Diatas 180 (putaran/menit) dan dibawah 370 (putaran/menit)
 Daya Kritis :
 72 (putaran/menit) – 180 (putaran/menit)
 370 (putaran/menit) – 482 (putaran/menit)
6. Tingkat AC 3
 Daya Guna Optimal :
 Diatas 180 (putaran/menit) dan dibawah 370 (putaran/menit)
 Daya Kritis :
 72 (putaran/menit) – 180 (putaran/menit)
 370 (putaran/menit) – 482 (putaran/menit)
Selain itu, pemilihan putaran juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Bahan benda kerja yang harus disesuaikan dengan putaran spindelnya. Dimana untuk bahan dengan kekerasan tinggi, putaran spindel harus kecil (contoh ST 37) dan untuk benda kerja dengan kekerasan yang kurang, dapat digunakan putaran spindel yang besar. 
2. Jenis pengerjaan, untuk pengerjaan halus digunakan kecepatan spindel tinggi, kecepatan pemotongan yang besar dengan asutan yang kecil.
3. Kedalaman Pemotongan, untuk kedalaman pemotongan yang tinggi digunakan kecepatan putaran sindel yang kecil, sedang untuk kedalaman pemotongan yang kecil, putaran spindel dapat dipercepat. Hal ini bertujuan untuk menghindari keausan pada pahat.




















B. PEMBAHASAN KHUSUS
  Pelayanan Pita Kaset
  1. Pemindahan Program dari memori mesin ke pita kaset :
  Menekan tombol  sampai terlihat fungsi G menyala lalu tekan tombol Del.
  Memasukkan perintah G65 lalu menekan INP maka akan muncul penunjukkan C (C=pelayanan pita kaset).
  Menekan tombol FWD.
  Memasukkan nomor program, urutan angka-angkanya sesuai keinginan.
  Menekan tombol INP maka pemindahan/pemuatan dimulai.
 Mencari ruang bebas dalam pita, jika dalam pita tidak terdapat data maka pita akan berputar maju + 4 detik dan membalik + 2 detik.
 Pelayanan pemindahan perekaman, maka pembacaan digital akan terlihat SA.
 Pada akhir pelayanan pemindahan, pita berputar balik ke awal pitanya.
 Program yang telah dimuat kemudian dicheck.
  Setelah pengecekan pita berputar balik dan sajian menunjukkan 00 maka pada layar muncul program tersimpan.
2. Pemindahan program dari pita kaset kememori mesin
  Menekan tombol  sampai terlihat fungsi G menyala lalu menekan tombol DEL
  Memasukkan perintah G 65 lalu tekan INPUT sampai muncul penunjukan C
  Menekan tombol INPUT 
  Memasukkan nomor program 
  Menekan tombol INPUT 
 Maka nomor program yang telah dimasukkan akan dicari
 Setelah ditemukan maka pelayanan pemuatan dimulai sehingga akan terlihat LO
 Setelah pemuatan pita akan berputar balik lalu sajian menunjukkkan 00 maka pada layar muncul nomor program tersimpan
  Jika menekan tombol START, program mulai jalan
3. Cara menghapus Pita Kaset
  Memasukkan perintah G 65 
  Menekan tombol INPUT
  Menekan tombol  + DEL secara bersamaan.













4. 3. PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN UMUM
  Jenis-jenis kepala lepas
Kepala lepas merupakan bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dan dipasang di atas alas mesin berguna untuk tempat memikul ujung benda kerja, tempat pemasangan senter atau bor. Dilihat dari fungsinya kepala lepas dapat dibedakan sebagai :
 Kepala lepas dengan Senter Mati
Jenis kepala lepas ini hanya dapat digunakan sebagai penumpu benda kerja pada saat pengerjaan,dapat digunakan untuk memasang bor karena senter yang ditempatkan pada kepala lepas tidak dapat dilepaskan.Senter mati ini tidak ikut berputar dengan benda kerja pada saat pengerjaan. 
 Kepala lepas dengan Senter Hidup
Jenis kepala lepas ini multi fungsi, dapat digunakan sebagai tempat untuk memasang senter,ataupun untuk menumpu benda kerja pada saat pengerjaan. Pada kepala lepas ini senternya dapat dilepaskan karena itu dapat digunakan untuk berbagai fungsi.Senter hidup atau senter berjalan ini pada saat pengerjaan ikut berputar dengan benda kerja 






B. PEMBAHASAN KHUSUS
  Grafik Hubungan F (asutan), Diameter Benda Kerja (d) dan Vs 
( kecepatan potong)
Asutan (F) adalah jumlah putaran pada sumbu utama. Satuannya adalah putaran/menit. Untuk mendapatkan jumlah putaran dalam pengerjaan benda kerja, diperlukan dua komponen utama yang harus diketahui yaitu :
1. Diameter Benda Kerja
2. Kecepatan potong yang dianjurkan
Dari grafik dapat dikatakan bahwa pada kecepatan potong yang sama, semakin besat diameter benda kerja maka jumlah putaran yang terjadi semakin berkurang. Namun, bila diasumsikan diameter benda kerja sama maka semakin besar kecepatan potong yang dianjurkan semakin besar pula putaran yang terjadi setiap menitnya. Hal di atas menyatakan bahwa asutan yang terjadi berbanding terbalik dengan diameter benda kerja pada kecepatan potong yang sama, sedangkan pada diameter benda kerja yang sama asutan yang terjadi berbanding lurus dengan kecepatan potong yang dianjurkan.









B. PEMBAHASAN KHUSUS
  Nilai  
Nilai 1000 pada persamaan di atas digunakan untuk menyamakan satuan pada ruas kiri dan ruas kanan. Dimana satuan pada ruas kiri adalah m/menit sedang pada ruas kanan mm.put/menit. Untuk itu dilakukan konversi dari satuan mm ke satuan m untuk mendapatkan hasil dalam m.
Dimana 
  1 mm =  


















4. 3. PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN UMUM
  Jenis-jenis Mesin CNC
1. Mesin CNC Plasma
Mesin CNC pemotong plasma menggunakan kendali numeric, untuk mengatur senter pemotong plasma. Plasma dihasilkan dengan melewatkan gas melalui suatu busur listrik. Gas ini diionisasikan oleh busur dengan temperature sangat tinggi. Pemotong busur diproduksi yang mana dibolehkan untuk memotong logam besi dan bukan logam besi. Mesin Tri plasma secara tepat akan memotong halus, akibat dari lempengan plasma. (Gambar A)
2. Mesin CNC Pembentuk Pegas
Membuat pegas dengan memotong plasma dengan menggulung plat atau baja pegas menjadi potongan atau bagian-bagian kompleks melalui penggunaan cetakan. Cetakan ini dipastikan oleh kontrol numeris dan dapat diprogram untuk bagian yang berbeda dan ukuran pegas. Mesin ini dapat secara otomatis memproduksi ribuan pegas tiap jam. (Gambar B)
3. Mesin CNC Laser Pemotong
Mesin-mesin pekerjaan plat dilengkapi dengan alat pemotong laser. Mesin semacam itu disebut pusat pengerjaan plat terpadu dimana produk-produk dengan pengerjaan pemisahan dan pembentukan menghasilkan bentuk yang pasti. Sangat mirip dengan pemotong plasma, mesin CNC laser menggunakan lampu koheren sebagai pemotong. (Gambar C)
4. Mesin CNC Punch Pres
Mesin ini umumnya digunakan untuk membuat plat. Plat yang dihasilkan memiliki dimensi yang besar dengan pekerjaan pemisahan dan pembentukan menghasilkan bentuk yang pasti. 
5. Mesin Variabel Center (Mesin bubut lima poros)
Mesin ini memiliki lima poros atau sumbu. Dilengkapi dengan dua buah piranti eretan sehingga dapat mengerjakan benda kerjanya pada dua posisi sekaligus. Kedua piranti eretan itu dapat dikendalikan, jadi tidak tergantung satu sama lain.
6. Mesin CNC Pelubang.
Mesin pelubang CNC dimana pekerjaan melubang dan “ Menggigit” dapat dilakukan, dilegkapi dengan pengendali gerak. eja itu harus dibuat sehingga dapat menggigit bentuk-bentuk keliling atau kontur dalam arah x dan y memanjang maupun melingkar. Menggigit adalah teknik melubangi dimana plat itu digeser antara dua pukulan pelubang melalui jarak yang kecil. Pada penggigitan kita memilih besar langkah yang minimal sama dngan tebalnya plat itu.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN :
1. Mesin CNC Plasma 
Kelebihan :
a. Dapat memotong halus secara tepat.
b. Dilengkapi dengan senter pemotong plasma.
Kekurangan:
a. Menggunakan biaya pengerjaan yang besar.karena menggunakan gas yang melalui suatu busur listrik untuk menghasilkan plasma.
b. Hanya digunakan untuk memotong.
 
2. Mesin CNC pembentuk pegas.
Kelebihan:
a. Dapat memproduksi ribuan pegas tiap jam.
b. Dapat memproduksi pegas dengan teliti.
Kekurangan : Khusus digunakan untuk pembuatan pegas.
3. Mesin CNC Laser pemotong.
Kelebihan :
a. Dilegkapi dengan alat pemotong laser.
b. Merupakan pusat pengerjaan plat terpadu dimana produk produk dengan pengerjaan pemisahan dan pembentukan menghasilkan bentuk yang pasti.
Kekurangan : Hanya digunakan dalam pengerjaan pemotongan.
4. Mesin CNC Punch Press
Kelebihan : Plat yang dihasilkan memiliki dimensi yang besar.
Kekurangan: Hanya diguankan untuk pembentukan plat.
5. Mesin Variabel Center.
Kelebihan :
a. Dilengkapi dengan dua buah piranti eretan.
b. Dapat mengerjakan benda kerja pada dua posisi sekaligus.
Kekurangan :Harganya relative mahal.
6. Mesin CNC Pelubang
Kelebihan:
a. Dapat melakukan kegiata meluba dan menggigit.
b. Dilengkapi dengan pengendali gerak.
c. Dapat menggigit bentuk bentuk keliling atau kontur dalam arah x dan y memanjang maupun melingkar.
Kekurangan: Khusus untuk kegiatan melubang.





















B. PEMBAHASAN KHUSUS
 Grafik hubungan S ( Jumlah putaran ), diameter benda kerja dan kecepatan potong (Vs) adalah banyaknya putaran spindel yang terjadi tiap menit. satuannya putaran/ menit.untuk mendapatkan jumlah putaran dalam pengerjaan benda kerja, diperlukan dua komponen utama yang harus diketahui yaitu:
1. Diameter BK
2. Kecepatan potong yang dianjurkan. Kecepatan potong yang dianjurkan adalah jarak yang ditempuh oleh pahat oleh pahat setiap satuan waktu.
Dari grafik dapat dikatakan bahwa :
 Pada kecepatan potong yang sama ( Vs), semakin besar diameter BK ( d ) maka jumlah putaran yang terjadi semakin berkurang. Hal ini dikarenakan saat pengerjaan BK, diameter yang besar memaksa jumlah putaran yang banyak mengakibatkan permukaan BK kasar sehingga putaran yang terjadi harus diminimalkan agar permukaan BK mengalami pemakanan perlahan-lahan yang mengakibatkabn hasil dari permukaan BK menjadi halus. Hubungan diatas menyatakan bahwa putaran yang terjadi berbanding terbalik dengan diameter BK pada kecepatan potong yang sama.
 Pada diameter yang sama, semakin besar kecepatan potong yang dianjurkan semakin banyak pula putaran yang terjadi setiap menitnya. Hal ini dikarenakan diameter BK merupakan variable yang dapat diubah –ubah dalam aartian bila diameter konstan, maka kecepatan potong diperbesar sehingga putaran yang dihasilkan juga bertambah karena geram-geramnya kecil. Ini tejadi agar pemakanan yang terjadi lebih maksimal dan lebih baik dengan penyelesaian permukaan yang halus. Hubungan diatas menyatakan bahwa diameter yang sama, kecepatan potong berbanding lurus dengan yang terjadi.
 Pada jumlah putaran yang konstan kecepatan potong yang terjadi semakin besar maka diameter BK juga bertambah. Hal ini dikarenakan bila jumlah putaran yang sama dan kecepatan potong diperbesar akan menghasilkan geram-geram yang besar pula maka pemakanan yang terjadi tidak efektif sehingga diameter BK perlu diperbesar agar pemakanannya halus dan hasil benda kerjanya baik. Hubungan diatas menyatakan bahwa pada jumlah putaran yang konstan, kecepatan potong berbanding lurus dengan diameter BK.  













5. 3. PEMBAHASAN
6. 3. 
PEMBAHASAN UMUM

Cara pembuatan roda gigi .
   
  Pembuatan roda gigi lurus pada mesin dapat dilakukan dengan mempergunakan alat-alat potong:
a.pisau frais pemotong gigi (gear cutter)
b.Dengan end mill (pitch yang kasar)
   
  Pelaksanaan pembuatan roda gigi dilakukan dengan beberapa alat bantu yakni berupa kepala pembagi dan senter kepala lepas .Dalam hal ini benda kerja dipasang antara senter kepala pembagi dan senter kepala lepas,dengan bantalan madrill (poros pembantu)dan pembawa ,dalamnya pemotongan sama dengan tinggi tatal dari gigi.  
 











PEMBAHASAN KHUSUS
  Hubungan Kecepatan Potong (Vs) dengan Kecepatan Putaran Sumbu (S)
Dari rumus :  
Maka semakin besar kecepatan potong (Vs) pahat terhadap benda kerja menimbulkan kecepatan putaran sumbu utama (S) semakin besar pula dan sebaliknya semakin kecil kecepatan potong (Vs) pahat terhadap benda kerja maka menimbulkan kecepatan putaran sumbu utama (S) semakin kecil. Dengan kata lain antara kecepatan potong (Vs) dan kecepatan putaran sumbu utama (S) berbanding lurus.
 
  Nilai  
Nilai 1000 pada persamaan di atas digunakan untuk menyamakan satuan pada ruas kiri dan ruas kanan. Dimana satuan pada ruas kiri adalah m/menit sedang pada ruas kanan mm.put/menit. Untuk itu dilakukan konversi dari satuan mm ke satuan m untuk mendapatkan hasil dalam m.
Dimana , 1 mm =  

  Hubungan F (mm/menit) dengan F (mm/putaran)
  Konversi:
F (mm/menit) = S (putaran /menit) x F (mm/putaran)
Jadi semakin besar asutan F(mm/menit) maka asutan F(mm/putaran) jadi kecil dan begitu juga sebaliknya, dimana asutan F (mm/menit) berbanding terbalik dengan asutan F (mm/putaran) dan S (putaran/menit).  
B. PEMBAHASAN KHUSUS
  Hubungan kecepatan potong Vs (m/menit) dengan asutan F (mm/menit). Dalam hubungan hasil akhir benda kerja, maka untuk mendapatkan benda kerja yang halus kecepatan ptong harus besar dan asutannya harus kecil. Sedang jika kecepatan potong dan asutan besar akan memungkinkan permukaan menjadi kasar dan terjadi kerusakan pada pahat. Jadi hal ini menunjukkan antara kecepatan potong dengan asutan berbanding terbalik. Faktor yang mempengaruhi hubungan kecepatan potong dengan asutan yaitu:
- Keliling penampang benda kerja.
Bahwa semakin besar benda kerja maka semakin besar pula keliling dari benda kerja tersebut. Jadi untuk mendapatkan permukaan benda kerja yang halus, maka kecepatan potongnya harus besar. Dan asutannya harus kecil.
  Hubungan Vs (kecepatan potong) dengan S (kecepatan sumbu utama)
Dari rumus :  
Maka semakin besar kecepatan potong (Vs) pahat terhadap benda kerja menimbulkan kecepatan putaran sumbu utama (S) semakin besar pula dan sebaliknya semakin kecil kecepatan potong (Vs) pahat terhadap benda kerja maka menimbulkan kecepatan putaran sumbu utama (S) semakin kecil. Dengan kata lain antara kecepatan potong (Vs) dan kecepatan putaran sumbu utama (S) berbanding lurus.
   
  Hubungan asutan F (mm/mnt) dengan kecepatan putaran sumbu utama S (rpm).
F ( mm/men) = S (put/men) x F (mm/put)
Maka semakin besar asutan menimbulkan kecepatan putaran sumbu semakin besar pula dan sebaliknya makin kecil asutan , maka menimbulkan kecepatan putaran sumbu semakin kecil pula. Dengank ata lain antara asutan dengan kecepatan putaran sumbu utama berbandign lurus. 
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

1 komentar: on "cnc Tu 2A (pembahasan umum)"

Unknown mengatakan...

gambarx dule jenis2 mesin CNC bro...

Posting Komentar